Mataram, 3 Januari 2025 – Guru-guru dan siswa dari MTsN 3 Mataram turut ambil bagian dalam upacara peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-79 Kementerian Agama yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kota Mataram. Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Sangkareang Kota Mataram pada Jumat pagi (3/1/2025) dengan dihadiri ribuan peserta.
Tidak hanya dari MTsN 3 Mataram, upacara juga diikuti oleh seluruh guru dan siswa dari berbagai jenjang pendidikan madrasah, baik negeri maupun swasta, di Kota Mataram. ASN, PPPK, dan non-ASN dari lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB serta Kantor Kemenag Kota Mataram turut memadati lokasi sejak pukul 06.30 WITA.
Acara tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat penting, termasuk Kepala Kanwil Kemenag NTB H. Zamroni Aziz beserta jajaran, Kepala Kantor Kemenag Kota Mataram H. Hamdun, Sekda Provinsi NTB L. Gita Ariadi, serta pejabat DPRD, TNI/Polri, tokoh agama, dan masyarakat.
Upacara dimulai pada pukul 07.15 WITA dengan pembina upacara Sekda Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., yang menyampaikan amanat Menteri Agama RI, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar. Dalam amanatnya, Menteri Agama menyoroti pentingnya peran Kementerian Agama dalam membangun kerukunan umat beragama dan memperkokoh ideologi Pancasila.
“Kementerian Agama memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga nilai-nilai religiusitas dan memastikan toleransi antarumat beragama terus terpelihara. Dalam keberagaman suku, agama, dan budaya, Indonesia menjadi contoh nyata bahwa harmoni dapat terwujud di tengah perbedaan,” ujar Sekda saat membacakan amanat.
Dalam pidato tersebut, Menteri Agama juga mengingatkan kembali sejarah pembentukan Kementerian Agama pada 3 Januari 1946. Hari Amal Bakti (HAB) menjadi momen refleksi atas dedikasi para pendahulu yang berjuang untuk menjadikan Kementerian Agama sebagai penjaga nilai-nilai keagamaan di Indonesia.
“Kementerian Agama bukan sekadar institusi birokrasi, tetapi juga simbol pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat lintas agama. Dalam tujuh dekade lebih perjalanan, tugas ini terus berkembang sesuai dengan tantangan zaman, termasuk dalam menjaga harmoni kehidupan beragama,” lanjutnya.
Tema HAB ke-79, “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas,” menjadi sorotan utama dalam amanat tersebut. Menteri Agama menegaskan bahwa toleransi adalah fondasi penting untuk mencapai cita-cita besar Indonesia Emas pada tahun 2045.
“Indonesia memiliki 17.508 pulau, 1.340 suku bangsa, dan 715 bahasa daerah. Kerukunan di tengah keberagaman ini adalah anugerah yang harus terus kita jaga. Namun, tantangan global seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan konflik sosial membutuhkan peran agama sebagai penyeimbang dan solusi,” ujar Sekda.
Ia juga menekankan pentingnya mendekatkan umat dengan ajaran agama yang dianutnya. “Setiap agama mengajarkan kebaikan, melarang korupsi, kebencian, dan kekerasan. Kementerian Agama harus menjadi garda terdepan dalam mengurangi jarak antara ajaran agama dan praktik kehidupan umat,” tambahnya.
Dalam pidato tersebut, Menteri Agama juga menyoroti peran strategis Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan. “Pendidikan adalah kunci masa depan bangsa. Kementerian Agama berkomitmen menyediakan pendidikan yang inklusif, merata, dan berkualitas bagi seluruh masyarakat, termasuk penyandang disabilitas,” jelasnya.
Selain itu, pemberdayaan ekonomi umat menjadi perhatian utama. Program seperti Kemandirian Pesantren, pengelolaan zakat dan wakaf, serta optimalisasi filantropi keagamaan disebut sebagai upaya konkret untuk mengentaskan kemiskinan dan mendukung kesejahteraan masyarakat.
Amanat Menteri Agama juga menekankan pentingnya reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Agama. “Kementerian Agama harus menjadi contoh dalam integritas dan pelayanan publik. Sedikit noda korupsi akan mencoreng reputasi yang telah dibangun. Kita harus menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan,” ujar Sekda mengutip pidato Menteri Agama.
Upacara yang berlangsung khidmat ini menjadi momen penting bagi seluruh peserta untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Antusiasme terlihat dari semangat para peserta yang memadati lapangan hingga akhir acara.
Peringatan HAB ke-79 ini diharapkan tidak hanya menjadi seremonial tahunan, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kerja sama antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat dalam mewujudkan Indonesia yang rukun, adil, dan makmur. Amin.
Kontributor: Ruslan Wahid, ST
Editor : Humas