Mataram-MTsN 3 Mataram. Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai salah satu tim monitoring Program Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA) melakukan kunjungan ke MTsN 3 Mataram. Kunjugan yang dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Agustus 2024 itu dalam rangka monitoring perkembangan pelaksanan dari Program Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA) yang telah dideklarasikan oleh MTsN 3 Mataram pada awal tahun 2023.
Setelah berkeliling ke seluruh pojok MTsN 3 Mataram serambi berbincang dengan Kepala Madrasah dan Ketua Tim SRA MTsN 3 Mataram, tim monitoring pun mengakui bahwa ternyata MTsN 3 Mataram merupakan pelopor penerapan Program Satuan Pendidikan Ramah Anak di tingkat madrasah tsanawiyah. “Untuk tingkat MTs, ternyata MTsN 3 Mataram sebagai pelopor. MTsN 3 Mataram menjadi MTs pertama yang mendeklarasikan diri sebagai Madrasah Ramah Anak di Kota Mataram,” apresiasi Fachrunnisaa, Tim KSKK.
“Di samping sebagai pelopor, penerapan SRA di MTsN 3 Mataram on the track bahkan meningkat. Beberapa hal yang sebelumnya tidak ada, sekarang telah dijalankan dengan lebih baik,” imbuh Fachrunnisaa.
Penilaian yang diberikan oleh tim didasarkan pada beberapa hal seperti sudah tersedianya tempat wudhu’ terpisah antara siswa dan siswi yang dilengkapi dengan penutup khusus. Di samping itu, kesadaran seluruh warga madrasah terhadap pelaksanaan dari Program SRA sudah meningkat. Hal ini terlihat dari cara pendampingan dan bimbingan kepada siswa. Lebih dari itu, aktivitas siswa selama berada di madrasah dapat terpantau karena keberadaan kamera pemantau dan area madrasah yang dapat diawasi secara menyeluruh.
“Dalam berbagai kesempatan, kami memang selalu mengingatkan seluruh warga madrasah untuk menjalankan komitmen yang telah dideklarasikan dua tahun yang lalu,” ungkap H. Marzuki, Kepala MTsN 3 Mataram.
Untuk menjadi madrasah ramah anak, madrasah harus berbenah tidak hanya terhadap lingkungan, namun yang terpenting adalah bagaimana pendampingan terhadap peserta didik. “Ada beberapa hal yang harus berubah, terutama dari sisi mind set seluruh warga madrasah dalam memberikan layanan terhadap peserta didik,” tambah H. Marzuki. (Humas/AM)
Beri Komentar