Mataram– Dalam upaya mencegah kekerasan terhadap anak (KTA), anak berhadapan dengan hukum (ABH), tindak pidana perdagangan orang (TPPO), serta perkawinan anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mataram menggelar kegiatan penyuluhan dan pendampingan di MTsN 3 Mataram pada Selasa (19/11/24).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mataram.
Acara yang berlangsung di musala Ulil Albab MTsN 3 Mataram ini diikuti oleh lebih dari 200 siswa kelas IX dan didampingi oleh 20 orang guru, termasuk Kepala MTsN 3 Mataram, H. Marzuki. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan pencegahan terkait berbagai bentuk kekerasan terhadap anak, baik secara fisik, verbal, maupun sosial, sekaligus memperkuat budaya anti-bullying di lingkungan pendidikan.
Dalam sambutannya, H. Marzuki menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim dari DP3A dan BNN Kota Mataram. Beliau menekankan pentingnya kegiatan ini dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak dan bebas dari kekerasan.
“Sebagai umat Muslim, sangat penting bagi kita untuk mengucapkan syukur atas kesempatan ini. Kegiatan ini adalah langkah besar untuk melindungi generasi muda dari segala bentuk kekerasan. Saya berharap para siswa dapat mengikuti dengan baik dan mempraktikkan nilai-nilai yang diajarkan,” ujar H. Marzuki.
H. Marzuki juga menyampaikan materi mengenai stop bullying, menyoroti dampak buruk perilaku ini terhadap korban. Menurutnya, bullying tidak hanya mencederai fisik, tetapi juga mental, seperti menghilangkan rasa percaya diri, memicu kecemasan, bahkan depresi.
Beliau menjelaskan bahwa bullying bisa berbentuk fisik, verbal, sosial, maupun melalui media digital. Bentuk fisik termasuk memukul, menendang, atau mendorong. Sementara, verbal mencakup mengejek, menghina, atau memberi julukan yang tidak pantas. Sedangkan, bullying sosial sering terjadi dalam bentuk mengucilkan teman, menyebarkan gosip, atau menghancurkan reputasi seseorang.
“Setiap individu diciptakan oleh Allah dengan keunikan masing-masing. Kita harus saling menghargai, bukan malah merendahkan. Jangan sampai hanya karena perbedaan fisik atau latar belakang, seseorang menjadi korban ejekan. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menghentikan bullying,” tegas H. Marzuki.
Beliau juga memberikan tips kepada siswa untuk menghindari perilaku bullying, yaitu: 1) Saling menghormati dan toleransi, yakni Memahami perbedaan sebagai rahmat dan keindahan, 2) Komunikasi yang baik yaitu Jangan takut untuk melaporkan perilaku tidak menyenangkan kepada guru atau orang tua, 3) Bijak dalam penggunaan media sosial yakni Gunakan media digital untuk hal-hal positif. Dan 4) Membangun solidaritas yaitu Jangan membiarkan teman menjadi korban tanpa membantunya.
H. Marzuki menutup penyampaiannya dengan mengingatkan bahwa bullying bukan hanya merugikan korban, tetapi juga pelaku yang kelak akan menanggung konsekuensi sosial dan hukum.
Perwakilan dari BNN Kota Mataram, Ibu Nunik Widiastuti,S.Sos, menjelaskan berbagai jenis narkoba yang sering beredar di kalangan remaja, seperti ganja, sabu-sabu, ekstasi, dan obat-obatan terlarang lainnya. Dalam paparannya, Nunik menekankan dampak buruk narkoba terhadap kesehatan fisik, mental, dan masa depan generasi muda.
“Narkoba adalah racun yang menghancurkan masa depan. Sekali terjerat, sulit untuk keluar tanpa konsekuensi yang berat. Untuk itu, penting bagi adik-adik semua untuk mengatakan tidak pada narkoba dan menjauhi pergaulan yang dapat merugikan,” tegasnya.
Selain itu, para siswa diajak mengenali tanda-tanda bahaya pergaulan yang bisa mengarah pada penyalahgunaan narkoba, seperti tekanan dari teman sebaya, rasa penasaran, atau upaya untuk terlihat keren.
Setelah penyampaian materi selesai, acara dilanjutkan kegiatan sesi foto bersama dengan para pemateri, kepala madrasah, dan guru pendamping. Suasana penuh keceriaan tampak dari wajah siswa yang merasa senang dan terinspirasi dari kegiatan tersebut.
Sebagai penutup kegiatan dilakukan sesi tanya jawab. Pemateri memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk menguji pemahaman mereka bila berhasil menjawab mereka mendapatkan aneka souvenir dari pihak DP3A Kota Mataram. Para siswa juga diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada para pemateri dari DP3A dan BNN. Hal ini membuat suasana semakin meriah dan membangkitkan semangat peserta untuk lebih aktif dalam kegiatan.
Kontributor: Ruslan Wahid (Pembina KIR)
Beri Komentar