Mataram– MTsN 3 Mataram menggelar rapat bulanan untuk bulan Maret 2025, terlaksana pada Rabu, 5 Maret 2025, bertempat di ruang Lab MIPA atau ruang kelas VII 1. Rapat ini dihadiri oleh Kepala Madrasah H. Marzuki, Kepala Tata Usaha (KTU) Hazmi Hakim, jajaran Wakil Kepala Madrasah, dewan guru, serta staf Tata Usaha.

Dalam rapat tersebut, Kepala Madrasah menyampaikan berbagai poin penting terkait evaluasi program, kebijakan baru, serta harapan ke depan, terutama dalam menghadapi bulan Ramadan.

Apresiasi dan Ucapan Terima Kasih

Kepala Madrasah, H. Marzuki, membuka rapat dengan mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan atas kehadiran mereka dalam rapat bulanan, terlebih di bulan Ramadan yang penuh berkah. “Saya sangat mengapresiasi semangat seluruh warga madrasah dalam menyukseskan perayaan Milad MTsN 3 Mataram yang berlangsung selama tiga hari tiga malam,” ungkapnya. Awalnya, acara ini direncanakan dalam skala sederhana, namun berkat antusiasme seluruh pihak, acara tersebut berjalan meriah dan sukses.

Keberhasilan acara Milad dinilai sebagai cerminan kekompakan serta kebersamaan warga madrasah dalam menyambut bulan Ramadan. “Terima kasih kepada panitia dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan acara ini,” tandasnya.

Evaluasi Program Akademik dan Non-Akademik

Dalam sesi evaluasi, Kepala Madrasah menyoroti bahwa program akademik di MTsN 3 Mataram belum berjalan sepenuhnya sesuai harapan. “Masih ada beberapa kendala yang perlu segera kita evaluasi dan perbaiki agar kualitas pembelajaran semakin meningkat,” katanya. Ia meminta seluruh tenaga pendidik untuk lebih meningkatkan kinerja mereka, menyelesaikan tugas sesuai dengan kewajiban, serta menjadikan bulan Ramadan sebagai momentum refleksi guna meningkatkan kontribusi terhadap madrasah.

Kehadiran Guru dan Tenaga Kependidikan di Bulan Ramadan

Sehubungan dengan kehadiran di madrasah selama bulan Ramadan, Kepala Madrasah menegaskan bahwa regulasi tetap berlaku sesuai Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2025 dan Perpres Nomor 2 Tahun 2023. “Jam kerja memang dikurangi selama Ramadan, tetapi kita tetap harus menaati aturan yang telah ditetapkan,” tegasnya.

Dimana Jam masuk: pukul 08.00 WIB diharapkan tidak melebihi batas waktu ini. Jam pulang: pukul 14.00 WIB tidak boleh kurang dari batas ini. Perbedaan waktu istirahat pada hari Jumat (60 menit), sementara hari lainnya tetap normal. Ditekankan agar semua tenaga pendidik tidak menambah diskon kehadiran secara sepihak. Dari hasil pemantauan, hanya 15% tenaga pendidik yang pulang sesuai waktu yang ditentukan. “Diharapkan kesadaran dan disiplin dari seluruh tenaga pendidik meningkat,” imbuhnya.

Program dan Kegiatan Ramadan di Madrasah

Dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadan, MTsN 3 Mataram mengadakan berbagai kegiatan keagamaan. Setiap pagi, seluruh warga madrasah melaksanakan salat Dhuha dan doa bersama. Selain itu, tadarus Al-Qur’an juga menjadi bagian dari kegiatan rutin dengan durasi 40 menit, di mana siswa dibagi ke dalam 64 kelompok yang dipandu oleh para guru.

Untuk zakat fitrah, panitia sudah dibentuk dan mulai bekerja, serta wali kelas diharapkan mengimbau siswa untuk menyalurkan zakat fitrah melalui madrasah. Selain itu, madrasah juga menjalankan program wakaf Al-Qur’an, di mana setiap guru dan tenaga kependidikan diimbau untuk mewakafkan minimal satu mushaf Al-Qur’an.

Pengumpulan terakhir ditetapkan pada Senin, 10 Maret 2025, dan akan disalurkan ke masjid serta musala melalui Kementerian Agama Kota Mataram.

Pelaksanaan Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kelas 9

Penilaian Akhir Tahun (PAT) kelas 9 dijadwalkan berlangsung pada 10–17 Maret 2025 dengan metode ujian berbasis Android. Mengingat kebutuhan ruang kelas yang lebih banyak untuk pelaksanaan ujian, pembelajaran kelas 7 dan 8 akan dilakukan secara daring selama PAT berlangsung.

“Kami meminta para guru tetap memberikan apresiasi dan umpan balik terhadap tugas siswa agar mereka tetap termotivasi belajar,” ujar Kepala Madrasah.

Kebijakan Baru dari Pemerintah Kota Mataram

Dalam rapat tersebut, Kepala Madrasah juga menyampaikan beberapa kebijakan baru dari Pemerintah Kota Mataram. Salah satu kebijakan utama adalah larangan siswa membawa HP ke madrasah, kecuali mendapatkan izin khusus dari pihak madrasah. Selain itu, pemerintah juga melarang perpisahan siswa di luar madrasah, termasuk kegiatan wisata.

Dengan adanya aturan ini, perpisahan tahun ini kemungkinan tidak diadakan, mengingat sudah ada pentas seni dalam perayaan Milad yang telah melibatkan seluruh siswa. Di sisi akademik, SKHU tidak lagi diterbitkan sejak 2020, dan mulai tahun ini, penulisan ijazah dilakukan secara digital atau e-ijazah.

Informasi Keuangan dan Kabar Baik

Dalam hal keuangan, Kepala Madrasah menyampaikan bahwa gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR) serta TPG dipastikan aman dan sedang dalam proses pencairan. Selain itu, guru yang lolos Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) diharapkan segera menerima SK pada bulan Maret.

Namun, ada kebijakan efisiensi anggaran BOS dengan pemotongan sebesar 50%. “Dengan adanya pemotongan dana BOS, beberapa program dan fasilitas harus dikurangi atau ditiadakan,” jelasnya. Beberapa program yang terkena dampak antara lain pembangunan gedung dan halaman, dana olimpiade, serta honor kegiatan.

Evaluasi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) 2025

Kepala Madrasah menegaskan bahwa SKP 2024 telah final dengan penilaian yang lebih longgar guna mendukung kenaikan pangkat guru. Namun, SKP 2025 akan lebih ketat dan berbasis kinerja nyata. “Guru diwajibkan menyusun SKP sesuai dengan 22 indikator kinerja,” tegasnya.

Dukungan untuk Guru dan Karyawan yang Belum Memenuhi Syarat Administratif

Madrasah juga memberikan perhatian kepada guru dan karyawan yang belum memiliki ijazah SMA. “Kami mendorong mereka untuk mengikuti program Paket C agar dapat memenuhi syarat administratif dan memperoleh hak-hak sebagai pegawai,” katanya.

PPDBM Tahun 2025

Sementara Kepala Tata Usaha (KTU) MTsN 3 Mataram, Hami Hakim, menyampaikan bahwa pada tahun ajaran 2025, madrasah tidak membuka jalur prestasi dalam PPDBM. “Pendaftaran hanya tersedia melalui jalur reguler dan afirmasi, sesuai dengan hasil rapat panitia PPDB dan regulasi yang berlaku. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan daya tampung madrasah” katanya.

Kontributor : Ruslan Wahid, ST