Mtsn3mataram_humas- Pada tiap tanggal 1 Oktober 2022 merupakan sejarah penting bagi bangsa Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Tanggal tersebut merupakan peristiwa penting yang setiap tahunnya diperingati.
Peristiwa pada tanggal 1 Oktober tersebut adalah merupakan hari kesaktian pancasila yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari besar nasional. Hari Kesaktian Pancasila ini ditetapkan berdasarkan peristiwa meletusnya gerakan 30 September 1965 yang lebih familiar dikenal dengan G30S/PKI.
Sebagai bangsa yang besar bagi warga Indonesia harus mengenang peristiwa tersebut jangan sampai menjadi orang yang JASMERAH (Jangan Sampai Melupakan Sejarah-red). Untuk itu warga MTsN 3 Mataram sebagai wujud mengingat akan peristiwa 1 Oktober tersebut pada Sabtu (1/0/2022) bertempat di lapangan madrasah melaksanakan upacara memperingati hari Kesaktian Pancasila.
Upacara yang dimulai pada pukul 07.00 pagi dengan menggunakan seragam KORPRI diikuti oleh seluruh dewan guru, staf karyawan, Mahasiswa UIN Mataram dan Mahasiswa PLP Unram serta seluruh peserta didik yang berjumlah 697 orang. Dan upacara diawali dengan penampilan parade Pahlawan Revolusi yang gugur pada peristiwa G30S/PKI.
Sebagai petugas pada upacara ini adalah seluruh anggota Paskibra sehingga dari pantauan Humas upacara berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Bertindak sebagai pembina upacara adalah Kepala MTsN 3 Mataram H. Marzuki, S.Pd.
Sebelum membaca amanat Menteri Pendidikan Kebudayaan Teknologi dan Riset Indonesia Kamad Marzuki menyampaikan apresiasinya kepada petugas upacara yang telah sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Begitu apresiasi disampaikan kepada seluruh dewan guru, staf karyawan, mahasiswa ppl dari Unram maupun UIN Mataram serta siswa-siswa yang telah mengikuti kegiatan dari awal hingga berakhirnya upacara.
Pada kesempatan tersebut Marzuki dalam amanatnya membacakan pidato Mendikbudristek yang menyatakan bahwa merupakan sebuah kebanggaan dan kebahagiaan bagi kita semua, bagaimana pada tahun ini Indonesia telah menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa kita mampu pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.
“Di forum-forum internasional seperti G20, serta Transforming Education Summit dan MONDIACULT yang diselenggarakan PBB, kita memperkenalkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa Indonesia, seperti gotong royong, Bhinneka Tunggal Ika, serta Pancasila”, sebutnya.
Lebih lanjut disebutkan bahwa Keunggulan kita di panggung global adalah hasil dari gerakan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya yang terus kita dorong dan kuatkan bersama.Dengan terobosan Kurikulum Merdeka yang mengedepankan pembelajaran berbasis projek, termasuk projek penguatan profil Pelajar Pancasila, anak-anak Indonesia didorong menjadi pembelajar sepanjang hayat yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Di samping itu, sebut Marzuki pada amanat yang dibacakqn dihadapan peserta upacara bahwa para seniman dan budayawan kita saat ini semakin tergerak untuk berkarya dalam semangat gotong royong dengan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Ruang ekspresi dan apresiasi semakin terbuka lebar dengan menguatnya komunitas, serta lembaga dan organisasi seni dan budaya.
Dikatakannya saktinya Pancasila terletak pada bagaimana kita menjadikan nilai-nilai di dalamnya sebagai petunjuk dan tujuan hidup kita sehari-hari sebagai bangsa Indonesia. Kita perlu bergotong royong untuk mewujudkan satuan pendidikan dan ruang-ruang kebudayaan yang aman dan nyaman, yang mengedepankan nilai-nilai inklusivitas, toleransi, serta bebas dari kekerasan.
“Saktinya Pancasila terletak pada komitmen bersama kita mewujudkan kemerdekaan yang sebenar-benarnya merdeka bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk belajar dan untuk berkarya”, lanjut Marzuki.
Kemendikbudristek telah berkomitmen untuk terus menghadirkan qtransformasi yang selalu sejalan dengan pesan Bung Karno dalam pidato Lahirnya Pancasila. Yakni bahwa di atas kelima dasar Pancasila kita mendirikan negara Indonesia: kekal dan abadi.
“Untuk itu, di atas kelima dasar Pancasila, mari kita terus bergerak serentaq Belajar dan serentak Indonesia melompat ke masa depan”, tutup Marzuki mengakhiri penyampaian pidato dari Kemendikbudristek Nadiem Makarim.
Diwartakan oleh
Ruslan Wahid, ST (Humas MTsN 3 Mataram)
Beri Komentar