اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ الْفُرْقَانَ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذَيِرًا، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ النِّعَمِ مِدْرَارًا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُطَهِّرُوْنَ اللهَ تَطْهِيْرًا. فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ فِىْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. بسم الله الرحمن الرحيم، إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Hadirin sidang Jumat hafidhakumullah,
Alhamdulillah Wasyukrulillah Kita sekarang sudah memasuki bagian-bagian akhir pada bulan Ramadhan. kita berada di penghujung bulan ramadhan, kita berada di 10 hari terakhir bulan ramadhan, sebentar lagi kita akan ditinggalkan bulan mulya ini dan kita akan segera merayakan hari raya idul fitri.
Sholawat beserta salam tak lupa kita hadiahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW berserta keluar dan sahabatnya
Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Banyak di antara kita mungkin sangat senang dengan berakhirnya bulan Ramadhan , karena puasa akan segera lewat, kita tidak lagi merasakan lapar di siang hari, hari-hari kembali normal sebagaimana biasanya.
Namun demikian, bila dipandang dari sudut agama sebenarnya perasaan senangan dan bahagia ditinggalkan bulan suci ramadhan itu membuktikan betapa rendah dan lemahnya iman kita, karena dengan berakhirnya bulan suci ramadhan justru kita sudah tidak bisa mendapatkan fadilah, kemuliyan dan pahala yang besar, tapi bagi orang memiliki rasa iman dan taqwa pasti akan sedih dan berduka merasa ditimpa musibah bersar dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan bagaimana tidak langit bumi serta isisnya sajak menagis dan bersedih atas musibah karena Ramadhan akan segera berakhir dan meninggalkan kita semua sebagaimana disebutkan Dalam sebuah hadis nabi bersabda:
“Ketika tiba akhir malam Ramadlan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat nabi Muhammad SAW. (Sahabat) bertanya, “Musibah apakah wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadlan, sebab pada bulan ini do’a dikabulkan dan shadaqah diterima. Kebaikan dilipatgandakan dan siksa dihentikan”
Para sahabat dan orang-orang yang shalih sungguh merasa sedih dan menangis bila ditinggalkan bulan ramadhan, hal ini disebabkan karna Kesadaran mereka bahwa dengan perginya bulan ramadhan, pergi pula berbagai keutamaan yang ada di dalamnya.
Hadirin sidang Jumat hafidhakumullah,
apakah kualitas dan kuantitas ibadah kita sudah sesuai yang kita harapkan?.
mari kita jaga sekuat tenaga hingga akhir Ramadhan. Jika belum sesuai dengan ekspektasi kita, mari kita tingkatkan dengan sebaik-baiknya. Karena kita akan menjadi finalis Ramadhan .
Pada setiap perlombaan selalu ada yang disebut finalis. Disebut finalis karena bisa bertahan sampai akhir. Jika ada yang bertahan maka ada juga yang gugur atau tidak bertahan. Di awal perlombaan banyak peserta itu biasa-biasa saja. Seiring waktu maka mulai berguguran dan yang bertahan itulah finalis.
Demikian pula dengan Ramadhan. Finalis ramadhan adalah mereka yang mampu bertahan di 10 hari terakhir. Finalis Ramadhan harus lebih baik lagi dibandingkan 20 hari awal. Jika di awal biasa saja maka di 10 terakhir harus maksimal. Lakukan ibadah puasa,sholat,istigfar dan do’a yang terbaik. Sedekah terbaik. Baca Al Qur’an terbaik.
Rasulullah bersabda
اِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِالْخَوَاتِمِ
Artinya: “Setiap amal tergantung dengan endingnya”
Jika pada awal Ramadhan kurang mampu menyambut dengan baik karena masih kurang ilmu dan waktu maka tutup atau akhiri dengan yang terbaik. Maksimalkan 10 hari terakhir. Jadilah finalis ramadhan yang tidak pernah menyerah kecuali jadi pemenang.
Hadirin sidang Jumat hafidhakumullah,
Pada pertandingan sepakbola saat injury time di babak final semua pemain akan habis-habisan. Bahkan penjaga gawang juga maju menyerang.
Kemenangan yang diraih saat final dan injury time akan menjadi kemenangan yang terindah.
Bagi yang kalah itu juga menjadi kekalahan yang paling menyakitkan.
Ada perbedaan finalis Ramadhan dan sepakbola. Apa itu Pada finalis Ramadhan semua bisa jadi juara. Lawannya bukan orang lain tapi diri sendiri. Siapa yang mampu menjaga semangat amalannya maka bisa jadi pemenang. Siapa yang malas maka itulah yang kalah.
Rasulullah SAW sendiri yang maksum dari dosa dijamin masuk sorga oleh Alloh SWT selalu siap menjadi finalis terbaik Ramadhan beliau senantiasa menghidupkan malam lailatul qadar adalah dengan tidak menjadikan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tersebut sebagai momen bermals-malasan dan sarat tidur. Orang tidur sama dengan mati, maka lawan katanya adalah menghidupkan. Rasulullah menghidupkan malam dengan terjaga, beribadah, tidak mengisinya dengan tidur.
Hadirin sidang Jumat hafidhakumullah,
Rasulullah di 10 hari terakhir mengencangkan sarungnya. Tidak mendekati istrinya. Beliau iktikaf di masjid. Menghidupkan malamnya dengan shalat. Mengkhatamkan Al Quran dalam sekali shalat lail. Jadi semalam 30 juz.
Rasulullah begitu tampak sikapnya bagaimana beliau memenuhi sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. mengencangkan sarungnya. Tidak mendekati istrinya. Beliau iktikaf di masjid. Menghidupkan malamnya dengan shalat. Mengkhatamkan Al Quran dalam sekali shalat lail. Jadi semalam 30 juz. Rasulullah telah memberikan contoh kepada kita melalui hadits yang diriwayatkan oleh istrinya Aisyah radliyallahu anha:
كانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Artinya: “Nabi ﷺ ketika memasuki sepuluh hari terakhir mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari Muslim) Pengertian “mengencangkan sarungnya”, sebagaimana disebutkan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam tafsirnya Fathul Bari, adalah Rasulullah ﷺ memisahkan diri dari istrinya, tidak menggauli istri beliau selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah lebih fokus ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Hadirin sidang Jumat hafidhakumullah,
Selain lebih giat melakukan ibadah Rasulullah SAW juga menganjurkan kita umatnya agar melakukan 3 hal pada 10 hari terakhir bulan ramadhan, yaitu: Menghidupkan malam dengan banyak melakukan dzikir, shalat dan amalan-amalan shalih lainnya. Berusaha agar mendapatkan lailatul qadar, pada malam hari-hari itu. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:
“Carilah (dapatkanlah) lailatul qadar pada sepuluh hari teakhir dari bulan ramadhan” (muttafaq alain)
Lebih khusus Imam Bukhari juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Cari (dapatkanlah) lailatul qadar pada hari-hari ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan ramadhan” (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya agar berusaha bersungguh-sungguh untuk mendapatkan lailatul qadar, karena begitu besarnya karunia Allah yang diturunkan pada kita umat muhammad. Barang siapa pada malam itu melakukan satu dari amal baik maka pahalanya lebih baik dari seribu bulan (± 83 tahun), suatu keistimewaan yang hanya diberikan pada umat muhammad, namun sayang banyak diantara kita yang menyia-nyiakan. Melakukan I’tikaf di masjid. Yakni berdiam di masjid untuk melakukan ibadah dan bentuk-bentuk keta’atan kepada Allah. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Aisyah berkata:
Rasulullah SAW selalu beri’tikaf pada sepuluh terakhir bulan ramadhan hingga beliau wafat, demikian pula isteri-isteri beliau setelah wafatnya beliau (HR. Bukhari Muslim)
Hadirin sidang Jumat hafidhakumullah,
Oleh karena itu di akhir Ramadhan kita yang tidak ada jamin untuk masuk sorga mari kita berusaha menjadi finalis terbaik dengan perbanyak doa, istighfar, shalat dan tilawah. Hidupkan malamnya untuk meraih Lailatul Qadr yang lebih baik dari 1000 bulan. Siapa yang beribadah pada malam itu maka pahalanya lebih dari 83 tahun 4 bulan beribadah di bulan di luar Ramadhan. Jangan sampai menyesal karena menjadi pecundang Ramadhan. Tidak ada jaminan masih ada umur sampai tahun depan. Mari isi tiap detik di akhir Ramadhan dengan ibadah.
Pada akhirnya, dalam khutbah ini, saya mengajak kepada para hadirin, untuk bersungguh-sungguh memenuhi dan menyempurnakan puasa Ramadhan kita tahun ini dan beribadah malamnya dengan sebaik mungkin. Semoga kita dan keluarga kita senantiasa mendapatkan curahan Rahmat,hidayah, taufik serta kesehatan kepada kita semua agar dimudahkan dan dilancarakan dalam mejalani aktifitas puasa dan dapat menyelasaikan puasa dibulan suci Ramadhan ini samapai hari terakhir dengan baik dan sempurna dan mendapat hadiah tropi Taqwa. Aamiin amain ya Robbal’alamin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاِت وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيْم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣) ـ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرّاحِمِيْنَ ـ
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Beri Komentar